Roti Wildan

KRING!

Bel istirahat berbunyi. Seperti biasa, banyak anak yang mengantri di depan meja Wildan untuk meminta roti yang ia bawa. Wildan selalu membawa roti yang sangat lezat bagi anak anak. Benny, teman sebangku Wildan, mulai tergiur. Ia ingin sekali meminta roti Wildan. Tapi, kata ibu, Benny tidak boleh mengambil atau meminta barang yang bukan haknya.

Saat pelajaran Kesenian, ia mulai menggambar. “Lho? Kotak warnaku mana?” Wildan mencari cari kotak warnanya. Mata Wildan sudah merah. Ia ingin menangis. Benny menyerahkan kotak warnanya. “Pakai punyaku saja! Aku sudah selesai!” kata Benny. Wildan tersenyum. “Terima kasih, Benny!” ucap Wildan senang.

Saat istirahat kedua, Wildan bertemu Benny dilapangan. “Benny!!” teriak Wildan. Benny mendekat. “Ada apa?” tanya Benny. “Mau nggak kamu kerumahku nanti?” kata Wildan. Benny senang sekali. “Iya! Aku mau! Emm, aku lanjut nonton sepakbola dulu, ya! Ikut, nggak?” ajak Benny. Wildan mengangguk.

Saat di rumah Wildan, Benny melihat ibu Wildan sedang memasak. “Assalamu’alaikum, Tante!” sapa Benny. “Oh, Benny rupanya! Ayo ke ruang tamu! Tante sudah masak yang enak enak,” kata ibu Wildan. Benny ke ruang tamu. Setelah bercakap cakap, ibu Wildan datang dengan membawa nasi goreng. Hmm… harumnya! Benny makan dengan lahap. “Ya sudah Wil, aku pulang dulu! Ibu nanti nyariin aku! Assalamu’alaikum!” seru Benny.

Besoknya, Wildan bertemu Benny di kantin. “Hai, Ben! Aku duduk sini, ya!!” kata Wildan seraya menduduki kursi di depan Benny. “Silahkan saja!” jawab Benny. “Emmmm….. Wil, apa sih, resep rahasia kamu untuk bikin roti selezat itu?” tanya Benny mengaku. Wildan tertawa keras. “Hahaha, aku tidak punya resep rahasia, Ben!!” kata Wildan sambil terus tertawa. “Kamu kerumahku saja! Biar kamu tau cara membuatnya!”

Sampai di rumah Wildan, ada satu bau yang sangat lezat. Ternyata, ibu Wildan baru masak ayam goreng! Harumnya saja, sampai keluar rumah! “Assalamu’alaikum, Tante!” seru Benny. “Oh, kamu rupanya Benny! Ayo, masuk! Wildan ada di dalam!” kata ibu Wildan. Ketika masuk, Benny melihat satu anak laki laki sedang menekan tuts komputer. “Wildan!” sapa Benny. Wildan menoleh. “Oh, Benny! Ayo, ada roti bikinan ibuku!” kata Wildan. Benny mendekati Wildan. Disampingnya, ada satu wadah roti isi cokelat. Benny mengambilnya satu. Ketika digigit, mata Benny melotot. “WAH! ENAKNYA!!” seru Benny. Benny amat menikmati cokelat yang lumer dimulut. Setelah bercakap cakap, Benny pamit pulang. “Ini ada roti bikinan ibuku!” kata Wildan seraya menyerahkan satu tas plastik berisi roti selai cokelat. “Terima kasih! Assalamu’alaikum!” pamit Benny. Ia sangat senang. Sudah berbuat baik, dibalas dengan kebaikan!

Leave a comment